Saat konflik muncul dalam dunia bisnis, nggak selalu harus diselesaikan lewat meja hijau. Ada satu cara yang lebih cepat, hemat, dan tetap profesional: arbitrasi. Proses ini melibatkan pihak ketiga yang netral untuk membantu menyelesaikan sengketa antara dua pihak. Yuk, kita bahas lebih dalam mulai dari pengertian, fungsi, jenis, hingga contohnya!

Apa Itu Arbitrasi?

Secara sederhana, arbitrasi adalah metode penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang melibatkan pihak ketiga (disebut arbiter) yang dipilih oleh pihak-pihak yang bersengketa. Arbiter ini bersifat netral dan tidak memihak, serta memiliki wewenang untuk membuat keputusan yang mengikat.

Di Indonesia, praktik arbitrasi sudah diatur secara resmi dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jadi, proses ini bukan cuma sah secara hukum, tapi juga cukup umum digunakan, terutama dalam bisnis.

Fungsi Arbitrasi dalam Dunia Bisnis

Arbitrasi punya beberapa fungsi penting, khususnya bagi perusahaan yang ingin menyelesaikan masalah tanpa drama panjang di pengadilan:

  1. Menjaga Privasi Perusahaan
    Proses arbitrasi bersifat tertutup dan tidak dipublikasikan. Cocok banget untuk perusahaan yang ingin menjaga rahasia bisnis dari publik atau kompetitor.

  2. Menghemat Waktu dan Biaya
    Prosesnya lebih cepat daripada pengadilan dan nggak ada proses banding. Artinya, lebih hemat biaya dan waktu.

  3. Fleksibel dan Profesional
    Para pihak bebas memilih arbiter yang sesuai, bahkan bisa dari luar negeri atau dari kalangan profesional dengan keahlian khusus.

  4. Menghindari Kerumitan Hukum Formal
    Aturan main dalam arbitrasi bisa disepakati bersama, jadi prosesnya lebih fleksibel daripada litigasi formal di pengadilan.

Jenis-Jenis Arbitrasi

Berikut ini beberapa jenis arbitrasi yang sering digunakan, terutama dalam konteks perusahaan:

  1. Arbitrasi Peraturan
    Digunakan saat perusahaan ingin mengambil keuntungan dari perbedaan regulasi atau kebijakan antar pihak. Misalnya, ketika perusahaan mengajukan pinjaman ke bank dan harus menyesuaikan dengan peraturan bank yang berlaku.

  2. Arbitrasi Penggabungan (Merger Arbitrage)
    Terjadi saat dua perusahaan bergabung. Biasanya, perusahaan yang diakuisisi dijual dengan harga lebih rendah, dan keuntungan arbitrasi muncul dari selisih harga pasar dan harga akuisisi.

  3. Arbitrasi Obligasi Konversi
    Ini berlaku bagi investor yang memegang obligasi konversi—yaitu obligasi yang bisa ditukar menjadi saham. Arbitrasi dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan nilai antara harga obligasi dan sahamnya.

  4. Arbitrasi Depository Receipts
    Sering terjadi di pasar modal, terutama ketika harga saham berbeda antara pasar lokal dan pasar luar negeri. Arbitrator memanfaatkan selisih harga untuk mengambil keuntungan.

Contoh Kasus Arbitrasi

  1. Kemenhan RI vs Avanti Communications Ltd
    Sengketa sewa satelit Artemis diselesaikan lewat arbitrasi internasional (LCIA). Kemenhan kalah dan harus membayar ganti rugi sekitar US$20 ribu.

  2. Kasus Bank Century
    Pemegang saham Bank Century menggugat pemerintah Indonesia lewat lembaga arbitrase ICSID di Singapura. Hasilnya, pemerintah Indonesia menang dan berhasil membuktikan tidak bersalah dalam kasus tersebut.

Kapan Perusahaan Harus Menempuh Jalur Arbitrasi?

Biasanya, perusahaan akan mempertimbangkan arbitrasi ketika:

  • Ada perbedaan harga di dua pasar yang bisa dimanfaatkan.

  • Dua perusahaan memiliki arus kas identik tapi beda nilai aset.

  • Terdapat aset berjangka yang nilainya dipengaruhi oleh biaya penyimpanan atau variabel lain.

Arbitrasi jadi alternatif cerdas bagi perusahaan yang ingin menyelesaikan sengketa secara efisien, rahasia, dan profesional. Dibandingkan jalur litigasi, proses ini lebih fleksibel dan tidak memakan banyak sumber daya.

Kalau kamu sedang mengelola perusahaan dan ingin laporan keuangan tetap rapi meskipun tengah ada perselisihan, pastikan kamu juga menggunakan software akuntansi yang mumpuni seperti Accurate Online. Dengan fitur-fitur lengkapnya, proses pelaporan keuangan dan kontrol biaya akan jadi lebih mudah, bahkan saat bisnis sedang menghadapi tantangan.

Nikmati kemudahan mengelola keuangan bisnis Anda tanpa repot. Coba Accurate Online gratis selama 30 hari dan rasakan perbedaannya sekarang juga!

Baca Juga :  Entrepreneur vs Pengusaha: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Accurate Online