Pada zaman dahulu, jauh sebelum dunia mengenal alat tukar seperti pada saat ini, masyarakat di seluruh dunia melakukan kegiatan tukar menukar barang untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Aktivitas ini disebut dengan kegiatan barter. Jadi, apa arti barter yang sebenarnya?

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara mendalam tentang arti barter, dan penerapannya pada zaman sekarang, lengkap dengan sejarah, syarat, kelebihan dan kekurangan menggunakan sistem barter.

Arti Barter Adalah

Saat ini, mata uang kertas adalah satu-satunya alat pembayaran yang dinilai sah. Mata yang kertas ini dikeluarkan oleh bank sentral sebagai alat pembayaran yang sah yang bisa digunakan untuk menilai suatu harga barang. Sehingga, jika Anda menginginkan suatu barang, maka Anda bisa menggunakan sejumlah yang yang sesuai dengan harga barang tersebut.

Tapi sebelum masyarakat dunia mengenal mata uang kertas sebagai alat pembayaran yang sah, barter adalah kegiatan yang sangat biasa digunakan. Sebenarnya, sistem barter ini sudah lebih dulu digunakan pada masa 6000 tahun sebelum masehi oleh masyarakat Mesopotamia.

Pada saat itu, masyarakat sadar bahwa hasil produksi mereka tidak mampu menutupi seluruh keperluannya. Untuk itu, berbagai barang yang digunakan dalam kegiatan barter ini adalah rempah-rempah, makanan, hingga senjata.

Berdasarkan KBBI, arti barter adalah kegiatan perdagangan dengan saling menukar barang. Dalam kegiatan tersebut, tidak ada nilai pasti pada suatu barang. Sehingga, hal tersebut menimbulkan masalah.

Kegiatan barter tersebut sudah selayaknya harus disepakati antar pihak, sehingga barang tersebut mempunyai nilai yang bermacam-macam dalam transaksi masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, barter memiliki beberapa sifat utama. Pertama, pihak yang ingin melakukan kegiatan barter harus mempunyai barang untuk bisa ditukarkan.

Kedua, pihak yang mau melakukan pertukaran barang harus memiliki rasa saling membutuhkan barang dan kegiatan ini harus dilakukan pada saat yang bersamaan. Ketiga, nilai barang yang ditukarkan harus setara.

Dalam proses kegiatannya, sangat sulit untuk mencari mereka yang ingin menukarkan barang miliknya dengan orang lain karena asas manfaat yang ada di dalamnya. Sebagai contoh, jika Anda membutuhkan sekarung beras dan Anda hanya mempunyai seekor kambing, maka akan sangat tidak mungkin Anda mau memberikan seekor kambing Anda demi sekarung beras.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka solusinya adalah memotong kambing Anda menjadi beberapa bagian terkecil untuk bisa ditukarkan dengan beras. Namun masalah selanjutnya muncul, berapa banyak potongan kambing yang harus Anda berikan untuk mendapatkan beras? Maka jawabannya adalah tergantung kesepakatan bersama.

Dalam proses pelaksanaannya, terdapat tiga jenis barter yang sangat sering dilakukan. Pertama barter langsung, yaitu aktivitas tukar menukar barang yang dilakukan secara langsung. Kedua barter alih, yaitu suatu keadaan saat penerima barter mengalihkan barang hasil barternya ke pihak lain yang lebih mampu memanfaatkan nilai barang tersebut.

Ketiga barang ambil alih, yaitu kegiatan barter yang dilakukan karena adanya kerjasama untuk bisa saling menukar barang ataupun jasa.

Jadi, pada dasarnya kegiatan barter justru akan membuat tiap manusia menjadi lebih selektif dalam memilih barang kebutuhannya, sehingga kualitas suatu barang bisa terus terjaga dengan baik. Sistem barter juga akan mampu mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi antara si kaya dan si miskin, karena setiap individu akan saling memerlukan barangnya.

Sejarah Sistem Barter

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa kegiatan barter sudah lebih dulu digunakan sejak 6000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Mesopotamia. Kegiatan ini selanjutnya diadopsi oleh bangsa Fenisia. Mereka menukarkan barang komoditasnya dengan masyarakat lain yang berada di seberang lautan.

Sistem ini lantas semakin berkembang di Babilonia. Pada kala itu, setiap barang bisa digunakan sebagai standarisasi berter, seperti tengkorak manusia. Selain itu, salah satu barang yang paling terkenal digunakan pada masa itu adalah garam.

Lantas, sistem barter ini memiliki kendala umum, seperti susahnya mencari orang yang saling memerlukan pada waktu yang bersamaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka akhirnya manusia membuat suatu benda yang dinilai paling berharga untuk dijadikan sebagai alat tukar, yaitu koin emas, koin perak, dan koin tembaga.

Syarat-Syarat Terjadinya Barter

Walaupun sifat utama dari barter adalah menukar dan berdasarkan kesepakatan, namun tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku barter. Hal tersebut dilakukan demi memaksimalkan keadilan dalam melakukan transaksi. Berikut ini adalah syarat-syarat barter:

  • Setiap individu atau kelompok yang ingin melakukan barter harus mampu membuktikan keberadaan barangnya secara nyata.
  • Setiap individu atau kelompok yang ingin melakukan barter harus saling memerlukan barang yang ingin ditukarkan pada saat yang bersamaan. Sehingga tidak akan ada unsur pemaksaan dan juga penundaan transaksi yang berada diluar kesepakatan.
  • Setiap barang yang hendak ditukar dalam sistem barter harus memiliki nilai yang setara atau mendekati. Hal tersebut bisa dilihat dari segi kuantitas dan kualitas barang, untuk itu diperlukan diskusi dan kesepakatan antar kedua belah pihak.

Sistem Akuntansi Dalam Transaksi Barter

Sistem barter adalah salah satu isu yang besar dalam dunia akuntansi. Kenapa? Karena sistem barter tidak menggunakan mata uang sebagai alat pembayaran, maka akan sulit untuk menilai suatu harga dan juga mengkuantifikasi suatu barang. Sehingga, dalam laporan keuangan, masalah yang akan muncul adalah pendapatan tersebut harus diakui ataupun tidak.

Dibawah kendali IFRS, setiap perusahaan harus mengakui pendapatan dari proses transaksi barternya dan harus melaporkannya pada kolom laba rugi berdasarkan nilai wajar pendapatan dari kegiatan non-barter seperti dengan pihak-pihak yang tidak terkait lainnya. Artinya, Anda harus menilai transaksi barter tersebut dengan nilai uang tunai.

Disisi lain, di bawah kendali U.S GAAP, perusahaan harus mengakui transaksi barter pada kolom laporan laba rugi di nilai wajar hanya bila perusahaan tersebut memiliki histori melakukan ataupun menerima pembayaran tunai atas barang atau jasa yang sama.

Sehingga, perusahaan bisa memanfaatkan pengalaman riwayatnya untuk menilai harga wajar barang tersebut. Jika tidak, maka pendapatan harus dicantumkan pada jumlah aset tercatat yang sudah diserahkan.

Kelebihan Sistem Barter

  • Meningkatkan Arus Kas

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa barter tidak menggunakan uang apapun dalam sistem pembayarannya. Hal tersebut menjadi alternatif ampuh dalam perekonomian modern. Jadi, Anda bisa menyimpan uang Anda untuk kebutuhan lain yang tidak bisa dilakukan dengan sistem barter, seperti pembayaran utilitas ataupun bunga pinjaman.

Untuk itu, saat ini sistem barter menjadi semakin penting ketikan nilai uang menurun tajam karena dampak inflasi.

  • Menghindari Pemborosan

Sistem barter dilakukan dengan prinsip timbal balik serta melibatkan adanya pertukaran produk barang atau jasa yang saat ini memang sedang diperlukan. Jadi, Anda hanya harus menemukan pihak lain dan menyepakati adanya penyerahan barang.

Barter juga bisa mengurangi adanya pemborosan karena apa yang sudah Anda tukarkan adalah barang yang memang sedang Anda butuhkan saja. Sebaliknya, jika Anda menggunakan uang, maka bisa jadi Anda membeli suatu barang yang memang sebenarnya tidak terlalu Anda butuhkan.

  • Menumbuhkan Interaksi dan Membangun Jaringan

Sistem barter adalah salah satu solusi untuk menciptakan rasa kepercayaan dan hubungan pribadi yang lebih dalam antar setiap manusia. Hubungan seperti ini akan sangat berguna untuk masa depan.

Kelebihan Sistem Barter

  • Nilai Tidak Setara

Dengan menggunakan sistem barter, kemungkinan Anda akan kesulitan dalam mengkuantifikasi suatu produk. Untuk itu, solusinya adalah dengan menggunakan yang sebagai alat pembayaran, yang mana uang tersebut bisa mempermudah pengelolaan pertukaran produk barang dan jasa. Sehingga, Anda hanya harus menyerahkan uang senilai harga barang yang disediakan.

  • Tidak Ada Tanda Terima Uang Tunai

Hal tersebut terjadi karena Anda tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran, dan barang yang ditukarkan tidak mempunyai suatu ukuran nilai yang tetap.

  • Tidak Dapat Membagi Barang Tertentu

Beberapa barang hanya bisa ditukarkan secara penuh dan tidak bisa dipecah ke dalam bagian terkecil untuk memenuhi keperluan pertukaran.

  • Sulit Untuk Menyimpan Kekayaan

Dengan menggunakan sistem barter, maka Anda akan dipaksa untuk mampu menyimpan harta kekayaan Anda dalam bentuk barang. Selain memerlukan ruang yang lebih besar, barang Anda juga akan lebih rentan rusak ataupun lebih mudah untuk dicuri.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa arti barter yang sesungguhnya kegiatan perdagangan dengan saling menukar barang.

Walaupun dalam kegiatan ini suatu barang tidak memiliki nilai pasti dan beberapa kekurangan lainnya. Namun, sistem barter bisa dijadikan solusi ampuh ketika nilai mata uang menjadi terus menurun karena adanya inflasi terhadap mata uang.

Untuk Anda yang melakukan transaksi dengan perusahaan lain dengan menggunakan sistem barter. Berdasarkan IFRS, maka perusahaan Anda harus mengakui pendapatan dari adanya transaksi barter tersebut dan harus mencantumkannya pada laporan laba rugi berdasarkan nilai wajar dari kegiatan non barter.

Sederhananya, Anda harus menilai transaksi barter tersebut dengan nilai mata uang.

Tapi, jika Anda ingin lebih mudah lagi dalam menghitung laporan laba rugi atau mencatat transaksi keuangan secara lebih mudah dan cepat, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.

Dengan menggunakan aplikasi akuntansi ini, maka Anda akan lebih mudah dalam melakukan berbagai proses akuntansi, mulai dari laporan arus kas hingga laporan keuangan.

Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

Accurate Online