Apa Itu Anggaran Statis?
Anggaran statis atau static budget adalah jenis anggaran yang ditetapkan dalam jumlah tetap selama satu periode tertentu—terlepas dari naik turunnya pendapatan atau aktivitas operasional bisnis.
Dengan kata lain, ini adalah rencana keuangan yang gak berubah-ubah, meskipun bisnis kamu tiba-tiba banjir order atau justru sepi pelanggan. Cocok banget buat kamu yang punya usaha dengan pengeluaran rutin dan bisa diprediksi, seperti bayar sewa kantor, listrik, gaji, atau biaya langganan software.
Fungsi Utama Anggaran Statis
Meskipun kesannya kaku, anggaran statis punya fungsi penting lho buat jalannya bisnis. Ini beberapa di antaranya:
1. Sebagai Tolok Ukur Kinerja
Anggaran statis berfungsi sebagai standar tetap yang bisa dibandingkan dengan hasil nyata. Jadi kamu bisa tahu, apakah pengeluaran sudah sesuai rencana, atau malah bablas.
2. Pengendalian Biaya
Dengan budget yang fix dari awal, kamu lebih mudah mengontrol pengeluaran agar tidak melewati batas. Cocok untuk bisnis yang ingin menekan biaya seminimal mungkin.
3. Perencanaan Jangka Pendek
Karena sifatnya tetap, anggaran ini pas untuk perencanaan dalam periode pendek—misalnya bulanan atau triwulanan.
4. Sederhana dan Mudah Dipahami
Nggak perlu rumus-rumus ribet. Anggaran ini gampang dibuat dan dimengerti semua tim, bahkan yang bukan dari bagian keuangan sekalipun.
5. Evaluasi Kinerja Manajemen
Membantu menilai apakah manajemen mampu mengatur biaya sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan sejak awal.
Manfaat Anggaran Statis untuk Bisnis
Punya anggaran statis bisa kasih banyak manfaat, terutama buat bisnis kecil atau yang pengeluarannya cenderung stabil. Berikut manfaatnya:
✅ Mudah Disusun dan Dikelola
Karena nggak perlu update tiap ada perubahan aktivitas, anggaran statis bikin hidup lebih gampang—tinggal tentukan nominal di awal, dan jalankan.
✅ Fokus pada Pengendalian
Lebih gampang mantau dan kontrol biaya karena kamu punya angka tetap buat dibandingin sama realisasinya.
✅ Evaluasi yang Lebih Efisien
Perbandingan antara anggaran dan pengeluaran aktual bisa kasih insight tentang seberapa efisien bisnis kamu dalam menggunakan dana.
✅ Menentukan Target Jangka Panjang
Anggaran statis juga bisa bantu kamu fokus pada goal besar tanpa terganggu sama fluktuasi jangka pendek.
Contoh Penerapan Anggaran Statis di Dunia Nyata
Contoh 1: Perusahaan Software
Misalnya, Touch Soft Applications membuat anggaran statis per kuartal untuk biaya operasionalnya. Anggaran tetapnya sebagai berikut:
Software desain: Rp225 juta
Biaya kontraktor: Rp525 juta
Langganan internet: Rp150 juta
Penyimpanan cloud: Rp75 juta
Total: Rp975 juta
Kalau ternyata penghasilan mereka naik jadi Rp2 miliar atau turun jadi Rp1 miliar, anggaran tetap Rp975 juta. Ini ngebantu mereka buat evaluasi performa keuangan secara konsisten dari waktu ke waktu.
Contoh 2: Perusahaan Jasa
J.C. Plumbers, perusahaan jasa pipa, menggunakan anggaran statis bulanan seperti:
Sewa kantor dan gudang: Rp97 juta
Utilitas: Rp22 juta
Gaji karyawan: Rp270 juta
Total: Rp389 juta
Mereka tidak menyesuaikan anggaran ini dengan berapa banyak proyek atau job masuk bulan itu. Jadi, walaupun pendapatan naik atau turun, alokasi dana tetap seperti rencana.
Perbedaan Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel
Kategori | Anggaran Statis | Anggaran Fleksibel |
---|---|---|
Penyesuaian | Tidak berubah | Menyesuaikan volume aktivitas |
Kelebihan | Simpel dan konsisten | Lebih akurat dan responsif |
Kekurangan | Kurang adaptif terhadap perubahan | Butuh update berkala |
Cocok untuk | Bisnis dengan biaya tetap | Bisnis dinamis, volume bervariasi |
Kesimpulan
Anggaran statis adalah pilihan tepat untuk bisnis dengan aktivitas yang relatif stabil. Dengan menyusun anggaran tetap dari awal, kamu bisa lebih fokus mengontrol pengeluaran, memantau kinerja, dan menjaga keuangan tetap on track.
Tapi perlu diingat, buat bisnis yang cepat berubah atau fluktuatif, kamu juga bisa mempertimbangkan kombinasi antara anggaran statis dan anggaran fleksibel agar lebih adaptif.