Jurnal penutup adalah bagian dari proses akuntansi yang dibuat di akhir periode untuk “menyapu bersih” akun-akun sementara seperti pendapatan, beban, dan prive. Tujuannya? Supaya akun-akun tersebut kembali ke nol dan siap dipakai di periode berikutnya. Buat perusahaan dagang, jurnal ini penting banget untuk menutup seluruh catatan transaksi yang berkaitan dengan penjualan barang dagangan.
Kenapa Jurnal Penutup Itu Penting?
Dengan membuat jurnal penutup, kamu:
Menutup saldo akun sementara agar bisa digunakan lagi di periode berikutnya
Menyajikan laporan keuangan yang rapi dan akurat
Menunjukkan posisi modal akhir secara tepat
Memisahkan transaksi antar periode biar gak ketukar
Mempersiapkan neraca awal periode berikutnya
Mempermudah audit internal dan eksternal
Metode Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang
Terdapat dua metode umum yang digunakan perusahaan dagang untuk membuat jurnal penutup:
1. Metode Periodik
Metode ini cocok untuk usaha dengan produk murah dan volume besar. Transaksi pembelian dan penjualan dicatat hanya di akhir periode. Artinya, kamu nggak bisa tahu stok secara real-time. Untuk membuat jurnal penutup dengan metode ini, kamu perlu menghitung ulang persediaan lewat stok fisik.
2. Metode Perpetual
Metode ini digunakan buat barang bernilai tinggi. Pencatatan dilakukan setiap ada transaksi. Kelebihannya, kamu bisa tahu jumlah stok kapan aja dan lebih akurat. Tapi ya, prosesnya memang lebih rumit karena semua transaksi harus langsung dicatat secara detail.
Cara Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang (Tahap Demi Tahap)
Supaya makin paham, berikut ini 4 langkah membuat jurnal penutup yang bisa kamu ikuti:
1. Menutup Akun Pendapatan
Misal PT ABC mencatat:
Penjualan: Rp 287.000.000
Pendapatan sewa: Rp 25.000.000
Jurnal:
2. Menutup Akun Beban
Misalnya PT ABC punya beberapa beban:
Beban operasional, HPP, diskon, dll.
Jurnal:
3. Menutup Saldo Ikhtisar Laba Rugi ke Modal
Kalau laba:
Kalau rugi:
4. Menutup Akun Prive
Misalnya prive sebesar Rp 27.000.000:
Jurnal:
Setelah semua jurnal penutup dibuat, maka akun sementara (pendapatan, beban, prive) akan nol, dan kamu bisa menyusun laporan keuangan baru untuk periode berikutnya.
Perbedaan Jurnal Penutup Perusahaan Dagang vs Perusahaan Jasa
Elemen | Perusahaan Dagang | Perusahaan Jasa |
---|---|---|
Pendapatan | Dari penjualan barang | Dari jasa yang diberikan |
Beban | Termasuk HPP, beban penjualan & administrasi | Beban operasional saja |
Harga Pokok Penjualan | Ada dan wajib ditutup | Tidak ada |
Akun Persediaan | Harus disesuaikan tiap akhir periode | Tidak ada |
Retur & Potongan | Umum dan perlu ditutup | Jarang atau tidak ada |
Tips Praktis: Gak Mau Repot? Pakai Software Akuntansi!
Membuat jurnal penutup manual itu bisa makan waktu dan rawan salah hitung. Tapi tenang, kamu bisa pakai aplikasi akuntansi seperti Accurate Online yang udah berbasis cloud. Jadi, kamu bisa kelola jurnal, laporan keuangan, sampai stok barang kapan aja, di mana aja. Praktis banget!
Penutup
Nah, itu dia panduan lengkap cara membuat jurnal penutup perusahaan dagang. Dengan memahami langkah-langkah dan contoh yang udah dijelaskan, kamu bisa menyusun jurnal penutup dengan lebih mudah dan akurat. Jangan lupa, pastikan semua akun sementara benar-benar tertutup di akhir periode, ya!