Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan keuangan perusahaan dengan laporan bank untuk memastikan semua transaksi sudah dicatat dengan benar. Proses ini penting untuk menghindari kesalahan pencatatan, mendeteksi penipuan, dan menjaga laporan keuangan tetap akurat.

Sebagian besar bisnis melakukan rekonsiliasi bank setiap akhir bulan. Namun, perusahaan besar dengan banyak transaksi mungkin melakukannya setiap hari. Rekonsiliasi ini bisa dilakukan secara manual atau dengan bantuan software akuntansi.

Tujuan Rekonsiliasi Bank

Melakukan rekonsiliasi bank bukan hanya soal mencocokkan angka, tapi juga untuk:

  1. Memastikan Kesesuaian Saldo
    Rekonsiliasi membantu memastikan bahwa saldo di laporan keuangan perusahaan sesuai dengan saldo di bank.
  2. Mendeteksi Kesalahan
    Bisa berupa salah pencatatan, transaksi ganda, atau transaksi yang terlewat.
  3. Mencegah dan Mendeteksi Penipuan
    Membantu mengidentifikasi transaksi mencurigakan atau penyalahgunaan dana.
  4. Memperbarui Catatan Keuangan
    Seperti mencatat biaya administrasi bank, bunga, atau setoran yang baru diterima.

Masalah yang Biasa Ditemukan dalam Rekonsiliasi Bank

Saat melakukan rekonsiliasi, beberapa masalah yang sering ditemukan antara lain:

  • Cek Ditolak oleh Bank
    Bisa terjadi jika cek berasal dari rekening asing atau dana tidak mencukupi.
  • Cek yang Hilang atau Tidak Dicairkan
    Cek yang belum dikliringkan oleh bank perlu dipantau dan mungkin perlu diterbitkan ulang.
  • Kesalahan Pencatatan
    Salah memasukkan angka atau transaksi yang terduplikasi bisa menyebabkan perbedaan saldo.

Cara Membuat Rekonsiliasi Bank Secara Manual

Meskipun banyak bisnis menggunakan software akuntansi, memahami cara manual tetap penting. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Dapatkan Catatan Bank
    Unduh laporan mutasi rekening dari bank.
  2. Siapkan Catatan Keuangan Perusahaan
    Bisa berupa buku kas, spreadsheet, atau software akuntansi.
  3. Bandingkan Saldo Awal
    Pastikan saldo awal catatan perusahaan cocok dengan saldo awal laporan bank.
  4. Cocokkan Setoran dan Penarikan
    Pastikan semua transaksi yang tercatat di perusahaan juga tercantum di laporan bank.
  5. Identifikasi Perbedaan
    Jika ada perbedaan, cari penyebabnya dan lakukan penyesuaian.
  6. Sesuaikan Saldo
    Catat biaya administrasi bank, bunga, atau transaksi lain yang belum masuk di pembukuan.
  7. Pastikan Saldo Akhir Sesuai
    Jika saldo akhir masih tidak sama, ulangi proses untuk menemukan kesalahan.
Baca Juga :  Pengertian Aset: Jenis, Sifat, Peran, dan Contohnya dalam Bisnis dan Keuangan

Contoh Rekonsiliasi Bank

Misalkan sebuah perusahaan memiliki saldo awal Rp10.000.000 di rekening bank pada 1 Mei. Sepanjang bulan, ada transaksi sebagai berikut:

  • Menulis 4 cek total Rp5.000.000
  • Menerima setoran Rp2.000.000 pada 31 Mei
  • Saldo di pembukuan perusahaan pada 31 Mei: Rp7.000.000
  • Saldo di laporan bank pada 31 Mei: Rp5.975.000

Setelah diperiksa, ditemukan:

  • Setoran Rp2.000.000 belum diproses oleh bank.
  • Bank membebankan biaya layanan Rp25.000.
  • Salah satu cek Rp1.000.000 belum dicairkan.

Untuk rekonsiliasi:

  • Turunkan saldo pembukuan Rp25.000 untuk mencatat biaya layanan → Saldo menjadi Rp6.975.000
  • Tambahkan Rp2.000.000 ke saldo bank untuk setoran yang belum diproses
  • Kurangi Rp1.000.000 untuk cek yang belum dicairkan → Saldo bank menjadi Rp6.975.000

Sekarang saldo pembukuan dan saldo bank sudah cocok.

Kesimpulan

Rekonsiliasi bank adalah langkah penting dalam menjaga keakuratan keuangan bisnis. Melakukannya secara manual bisa memakan waktu dan rentan kesalahan, sehingga menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online bisa menjadi solusi praktis untuk proses yang lebih cepat dan efisien.

Accurate Online