Dalam dunia bisnis dan akuntansi, istilah current asset atau aset lancar sangat penting. Current asset adalah aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasional perusahaan.
Aset ini memainkan peran penting dalam menjaga likuiditas bisnis, mendukung operasional sehari-hari, serta memastikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas pengertian, komponen, serta contoh dari current asset.
Pengertian Current Asset
Current asset, atau dalam bahasa Indonesia disebut aset lancar, merupakan aset yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat (kurang dari satu tahun).
Menurut Investopedia, current asset adalah aset yang bisa diuangkan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih cepat. Beberapa contoh current asset yang umum meliputi kas, piutang usaha, inventaris, dan surat berharga.
Aset ini sangat penting bagi perusahaan karena digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari serta membayar kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan biaya operasional.
Komponen Current Asset
Current asset terdiri dari beberapa komponen utama yang mencerminkan likuiditas perusahaan. Berikut adalah tujuh komponen utama dari current asset:
1. Kas dan Setara Kas
Kas merupakan aset paling likuid yang langsung tersedia untuk digunakan oleh perusahaan. Setara kas mencakup deposito jangka pendek dan investasi berisiko rendah yang dapat dicairkan dengan cepat.
2. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan atas pembelian barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha yang dapat ditagih dalam waktu satu tahun termasuk dalam kategori current asset.
3. Inventaris (Persediaan)
Inventaris mencakup bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasional bisnisnya.
4. Surat Berharga (Marketable Securities)
Surat berharga adalah investasi jangka pendek seperti saham dan obligasi yang dapat dengan cepat diuangkan.
5. Biaya Dibayar di Muka (Prepaid Expenses)
Biaya dibayar di muka merupakan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan sebelum menerima barang atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor.
6. Investasi Jangka Pendek
Investasi yang bersifat sementara dan dapat diuangkan dalam waktu singkat juga dikategorikan sebagai current asset.
7. Aset Likuid Lainnya (Other Liquid Assets)
Aset lain yang tidak termasuk dalam kategori utama tetapi dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu dekat.
Cara Menghitung Current Asset
Untuk menghitung total current asset, gunakan rumus berikut:
Rumus Current Asset:
Current Asset = Kas + Setara Kas + Inventaris + Piutang Usaha + Surat Berharga + Biaya Dibayar di Muka + Aset Likuid Lainnya
Contoh Perhitungan:
Misalnya, PT XYZ memiliki data keuangan sebagai berikut:
- Kas: Rp10.000.000
- Piutang Usaha: Rp5.000.000
- Inventaris: Rp15.000.000
- Surat Berharga: Rp3.000.000
- Biaya Dibayar di Muka: Rp2.000.000
- Aset Likuid Lainnya: Rp1.000.000
Maka, total current asset PT XYZ adalah:
Current Asset = 10.000.000 + 5.000.000 + 15.000.000 + 3.000.000 + 2.000.000 + 1.000.000
Current Asset = Rp36.000.000
Jadi, total aset lancar PT XYZ adalah Rp36.000.000.
Perbedaan Current Asset dan Non-Current Asset
Current Asset | Non-Current Asset |
---|---|
Bisa diuangkan dalam waktu kurang dari satu tahun | Tidak bisa diuangkan dalam waktu singkat |
Digunakan untuk membiayai operasional harian | Digunakan untuk investasi jangka panjang |
Contoh: kas, piutang usaha, persediaan | Contoh: tanah, bangunan, hak paten, mesin |
Kesimpulan
Current asset adalah bagian penting dalam laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan aset dengan tingkat likuiditas tinggi. Dengan memahami current asset dan cara menghitungnya, perusahaan dapat mengelola arus kas dengan lebih baik dan memastikan kestabilan operasionalnya.
Memiliki aset lancar yang cukup akan membantu bisnis dalam memenuhi kewajiban jangka pendek serta memanfaatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan.
Jika Anda seorang pengusaha atau ingin terjun ke dunia bisnis, memahami current asset adalah langkah awal yang penting dalam manajemen keuangan yang sehat.